Sejarah Cina adalah salah satu sejarah kebudayaan tertua di dunia. Dari penemuan arkeologi
dan antropologi, daerah Cina telah
didiami oleh manusia purba sejak 1,7
juta tahun yang lalu. Peradaban Cina berawal dari berbagai negara
kota di sepanjang lembah Sungai
Kuning pada zaman Neolitikum. Sejarah tertulis
Cina dimulai sejak Dinasti Shang (k. 1750 SM - 1045 SM).
Cangkang kura-kura dengan tulisan Cina kuno yang berasal dari Dinasti
Shang memiliki penanggalan radiokarbon hingga 1500 SM.
Budaya,
sastra,
dan filsafat Cina berkembang pada zaman Dinasti
Zhou (1045 SM hingga
256 SM)
yang melanjutkan Dinasti Shang. Dinasti ini merupakan dinasti yang
paling lama berkuasa dan pada zaman dinasti inilah tulisan Cina modern
mulai berkembang.
Dinasti Zhou terpecah menjadi beberapa negara kota, yang menciptakan Periode Negara Perang. Pada tahun 221 SM, Qin Shi Huang menyatukan berbagai kerajaan ini
dan mendirikan kekaisaran pertama Cina. Pergantian dinasti dalam sejarah Cina telah
mengembangkan suatu sistem birokrasi yang memungkinkan Kaisar
Cina memiliki kendali langsung terhadap wilayah yang luas.
Pandangan konvensional terhadap sejarah Cina adalah bahwa Cina
merupakan suatu negara yang mengalami pergantian antara periode
persatuan dan perpecahan politis yang kadang-kadang dikuasai oleh
orang-orang asing, yang sebagian besar terasimiliasi ke dalam populasi Suku Han.
Pengaruh budaya dan politik dari berbagai wilayah di Asia, yang dibawa
oleh gelombang imigrasi, ekspansi, dan asimilasi
yang bergantian, menyatu untuk membentuk budaya
Cina modern.
Zaman Kuno
Dinasti Xia (2100 SM-1600 SM)

Dinasti Xia adalah dinasti pertama yang diceritakan dalam catatan sejarah seperti Catatan Sejarah Agung dan Sejarah Bambu. Dinasti ini didirikan oleh Yu yang Agung. Sebagian besar arkeolog sekarang menghubungkan Dinasti Xia dengan hasil-hasil ekskavasi di Erlitou, provinsi Henan, yang berupa temuan perunggu leburan dari sekitar tahun 2000 SM. Beragam tanda-tanda yang terdapat pada tembikar dan kulit kerang yang ditemukan pada periode ini, diduga adalah bentuk pendahulu dari aksara moderen Cina.
Menurut kronogi tradisional berdasarkan perhitungan Liu Xin, dinasti ini berkuasa antara 2205 SM sampai 1766 SM, sedangkan menurut Sejarah Bambu, pemerintahan dinasti ini adalah antara 1989 SM dan 1558 SM. Menurut Proyek Kronologi Xia Shang Zhou yang diselenggarakan oleh pemerintah Republik Rakyat Cina pada tahun 1996, dinasti ini berkuasa antara 2070 SM hingga 1600 SM.[17][18]
Dinasti Shang (1600 SM-1046 SM)
Temuan arkeologi memberikan bukti keberadaan Dinasti Shang sekitar 1600-1046 SM, yang terbagi menjadi dua periode. Bukti keberadaan Dinasti Shang periode awal (k. 1600-1300 SM) berasal dari penemuan-penemuan di Erlitou, Zhengzhou dan Shangcheng. Sedangkan bukti keberadaan Dinasti Shang periode kedua (k. 1300–1046 SM) atau periode Yin (殷), berasal dari kumpulan besar tulisan pada tulang orakel. Para arkeolog mengkonfirmasikan bahwa kota Anyang di provinsi Henan adalah ibukota terakhir Dinasti Shang, dari sembilan ibukota lainnya. Dinasti Shang diperintah 31 orang raja, sejak Raja Tang sampai dengan Raja Zhou sebagai raja terakhir. Masyarakat Cina masa ini mempercayai banyak dewa, antara lain dewa-dewa cuaca dan langit, serta dewa tertinggi yang dinamakan Shang-Ti.Mereka juga percaya bahwa nenek moyang mereka, termasuk orang tua dan kakek-nenek mereka, setelah meninggal akan menjadi seperti dewa pula dan layak disembah. Sekitar tahun 1500 SM, orang Cina mulai menggunakan tulang orakel untuk memprediksi masa depan.
Para ilmuwan Barat cenderung ragu-ragu untuk menghubungkan berbagai permukiman yang sezaman dengan pemukiman Anyang sebagai bagian dari dinasti Shang. Hipotesa terkuat ialah telah terjadinya ko-eksistensi antara Anyang yang diperintah oleh Dinasti Shang, dengan pemukiman-pemukiman berbudaya lain di wilayah yang sekarang dikenal sebagai "Cina sebenarnya" (China proper).
Dinasti Zhou (1046 SM–256 SM)

Periode Musim Semi dan Musim Gugur (722 SM-476 SM)
Periode Negara Perang (476 SM-221 SM)
Zaman Kekaisaran
Dinasti Qin (221 SM–206 SM)
Beberapa kontribusi besar Dinasti Qin, antara termasuk terbentuknya konsep pemerintahan terpusat, penyatuan undang-undang hukum, diterapkannya bahasa tertulis, satuan pengukuran, dan mata uang bersama seluruh Cina, setelah berlalunya masa-masa kesengsaraan pada Zaman Musim Semi dan Gugur. Bahkan hal-hal yang mendasar seperti panjangnya as roda untuk gerobak dagang, saat itu mengalami penyeragaman demi menjamin berkembangnya sistem perdagangan yang baik di seluruh kekaisaran.
Dinasti Han (206 SM–220)

Kaisar Wu (Han Wudi 漢武帝/汉武帝) berhasil mengeratkan persatuan dan memperluas kekaisaran Cina dengan mendesak bangsa Xiongnu (sering disamakan dengan bangsa Hun) ke arah stepa-stepa Mongolia Dalam, dengan demikian merebut wilayah-wilayah Gansu, Ningxia, dan Qinghai. Hal tersebut menyebabkan terbukanya untuk pertama kali perdagangan antara Cina dan Eropa, melalui Jalur Sutra. Jenderal Ban Chao dari Dinasti Han bahkan memperluas penaklukannya melintasi pegunungan Pamir sampi ke Laut Kaspia. Kedutaan pertama dari Kekaisaran Romawi tercatat pada sumber-sumber Cina pertama kali dibuka (melalui jalur laut) pada tahun 166, dan yang kedua pada tahun 284.
Zaman Tiga Negara (220–280)
Dinasti Jin dan Enam Belas Negara (280-420)
Dinasti Utara dan Selatan (420–589)
Dinasti Sui (589–618)
Dinasti Tang (618–907)
Lima Dinasti dan Sepuluh Negara (907–960)
Dinasti Song, Liao, Jin, serta Xia Barat (960-1279)
Dinasti Yuan (1279–1368)
Sebelum invasi bangsa Mongol, laporan dari dinasti-dinasti Cina memperkirakan terdapat sekitar 120 juta penduduk; namun setelah penaklukan selesai secara menyeluruh pada tahun 1279, sensus tahun 1300 menyebutkan bahwa terdapat 60 juta penduduk. Demikian pula pada pemerintahan Dinasti Yuan terjadi epidemi abad ke-14 berupa wabah penyakit pes (Kematian Hitam), dan diperkirakan telah menewaskan 30% populasi Cina saat itu.
Dinasti Ming (1368–1644)
Tahun 1449, Esen Tayisi dari bangsa Mongol Oirat melakukan penyerangan ke wilayah Cina utara, dan bahkan sampai berhasil menawan Kaisar Zhengtong di Tumu. Tahun 1542, Altan Khan memimpin bangsa Mongol terus-menerus mengganggu perbatasan utara Cina, dan pada tahun 1550 ia berhasil menyerang sampai ke pinggiran kota Beijing. Kekaisaran Dinasti Ming juga menghadapi serangan bajak laut Jepang di sepanjang garis pantai tenggara Cina; peranan Jenderal Qi Jiguang sangat penting dalam mengalahkan serangan bajak laut tersebut. Suatu gempa bumi terdasyat di dunia, gempa bumi Shaanxi tahun 1556, diperkirakan telah menewaskan sekitar 830.000 penduduk, yang terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Jiajing.
Selama masa Dinasti Ming, pembangunan terakhir Tembok Besar Cina selesai dilaksanakan, sebagai usaha perlindungan bagi Cina atas invasi dari bangsa-bangsa asing. Meskipun pembangunannya telah dimulai pada masa sebelumnya, sesungguhnya sebagian besar tembok yang terlihat saat ini adalah yang telah dibangun atau diperbaiki oleh Dinasti Ming. Bangunan bata dan granit telah diperluas, menara pengawas dirancang-ulang, serta meriam-meriam ditempatkan di sepanjang sisinya.
Dinasti Qing (1644–1911)
Pada Pemberontakan Taiping (1851–1864), sepertiga wilayah Cina sempat jatuh dalam kekuasaan Taiping Tianguo, suatu gerakan keagamaan kuasi-Kristen yang dipimpin Hong Xiuquan yang menyebut dirinya "Raja Langit". Setelah empat belas tahun, barulah pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan, tentara Taiping dihancurkan dalam Perang Nanking Ketiga tahun 1864. Kematian yang terjadi selama 15 tahun pemberontakan tersebut diperkirakan mencapai 20 juta penduduk.
Beberapa pemberontakan yang memakan korban jiwa dan harta yang lebih besar kemudian terjadi, yaitu Perang Suku Punti-Hakka, Pemberontakan Nien, Pemberontakan Minoritas Hui, Pemberontakan Panthay, dan Pemberontakan Boxer.[34] Dalam banyak hal, pemberontakan-pemberontakan tersebut dan perjanjian tidak adil yang berhasil dipaksakan oleh kekuatan imperialis asing terhadap Dinasti Qing, merupakan tanda-tanda ketidakmampuan Dinasti Qing dalam menghadapi tantangan-tantangan baru yang muncul di abad ke-19.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Cina#cite_note-fairbank-18
0 komentar:
Posting Komentar